Monday 9 November 2015

0

Metode Magnetik


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Metode magnet merupakan  salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin teramati.
Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya. Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Sejarah Perkembangan Magnetik?
2.      Bagaimana Defenisi dari Magnetik?
3.      Bagaimana Mengetahui tentang Geomagnet?
4.      Bagaimanakah Penjelasan dari Metode Magnet?
5.      Bagaimanakah tentang Anomali Magnet?

C.    Tujuan Penulisan
1.         Mengetahui Sejarah Perkembangan Magnetik
2.         Mengetahui Defenisi dari Magnetik
3.         Mengetahui tentang Geomagnet
4.         Mengetahui  Metode Magnetik
5.         Mengetahui  tentang Anomali Magnet



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Sejarah Perkembangan Magnetik
 Adapun Sejarah perkembangan metode magnetik telah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu. Orang yang pertama kali melakukan penelitian magnetisasi bumi secara ilmiah adalah Sir William Gilbert (1540 – 1603). Gilbert adalah orang yang pertama kali melihat bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara – selatan sumbu rotasi bumi. Penemuan Gilbert kemudian diperdalam oleh Van Wrede (1843) untuk melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan bumi. Hasil penelitiannya kemudian dibukukan oleh Thalen (1879) dengan judul :” The Examination Of Iron Ore Deposite By Magnetic Measurement” yang kemudian menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi bumi (Geomagnet).
Dalam metode magnet salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di darat, laut maupun udara. Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya. Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

B.     Pengertian Magnetik
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut.
Suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Ø  Sifat-sifat magnet
Setiap magnet mempunyai sifat (ciri) sebagai berikut :
1.      Dapat menarik benda logam tertentu.
2.      Gaya tarik terbesar berada di kutubnya.
3.      Selalu menunjukkan arah utara dan selatan bila digantung bebas.
4.      Memiliki dua kutub.
5.      Tarik menarik bila tak sejenis.
6.      Tolak menolak bila sejenis.

C.    Geo Magnetik
 Gaya tarik bumi atau gaya magnet bumi adalah cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan magnet bumi. Biasanya disebut kutub magnet Bumi, geomagnetism melibatkan semua hal yang berkaitan dengan medan magnet yang diamati di dekat permukaan bumi, dalam bumi, dan meluas ke atas sampai perbatasan kemagnetan bumi. Penggunaan istilah ini umumnya terbatas pada pengamatan historis direkam untuk membedakannya dari ilmu-ilmu archeomagnetism dan paleomagnetism, yang berhubungan dengan medan magnet  batuan beku kuno dalam artefak arkeologi dan struktur geologi.
              Komponen utama dari medan magnet diamati di permukaan bumi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir di inti cair, dan disebut bidang utama. Vectorially ditambahkan ke komponen ini adalah bidang magnet batuan kerak, sementara variasi yang didorong dari sumber eksternal, dan bidang dari arus listrik yang disebabkan  variasi dari Bumi
Medan magnetik bumi yang ditentukan pada setiap titik dengan yang arah vektor F. adalah bahwa sebuah jarum magnet seimbang sempurna, dan bebas berputar, bila berada dalam ekuilibrium. Kutub utara adalah salah satu yang di tempat di Bumi yang paling utara. Elemen yang digunakan untuk menggambarkan F vektor adalah H, komponen dari vektor diproyeksikan ke bidang horizontal; yang utara dan timur komponen X dan Y, masing-masing; Z komponen vertikal; F besarnya F vektor; sudut I, kemiringan vektor di bawah bidang horizontal, dan D dengan deklinasi magnet atau penyimpangan dari kompas dari utara geografis. Dengan konvensi, Z dan I ke bawah yang positif, dan D adalah positif ke timur (atau dapat diindikasikan sebagai timur atau barat utara). Elemen-elemen ini dapat dihubungkan satu sama lain dengan persamaan trigonometri. Lihat  kompas magnetik.
              Unsur dari medan magnetik bumi.  D = deklinasi, I= inklinasi.
Unsur dari medan magnetik bumi. D = deklinasi, I = kecenderungan, H = intensitas horizontal, X = intensitas utara, Y = intensitas timur, Z = intensitas vertikal, F total = intensitas.
 Sebuah kutub magnet adalah lokasi di mana medan secara vertikal sejajar, H = 0. Karena  terkadang kuat (misalnya,> 1000 nanotesla) anomali magnetik di permukaan bumi, ada beberapa lokasi di mana medan lokal vertikal. Namun, komponen medan yang mencakup ketinggian memadai untuk mengontrol partikel bermuatan dapat secara akurat ditentukan dengan menggunakan perhitungan dari ekspansi harmonik sferis menggunakan derajat sampai dengan n = 10. Memang, kutub dapat didefinisikan dengan menggunakan hanya dikutub utama (n = 1).
Kutub N = 1 kadang-kadang disebut sebagai kutub geomagnetik, dan dihitung dengan menggunakan istilah yang lebih tinggi sebagai kutub dipol. Istilah ini geomagnetik juga bisa merujuk ke kutub geomagnetik eksentrik, yang dapat dihitung dari n = 1 dan n = 2 harmonisa sehingga menjadi representasi terbaik dari sebuah dipol offset dari pusat Bumi. Yang terakhir ini telah digunakan sebagai model medan disederhanakan pada jarak 3 atau 4 jari-jari bumi. Karena jatuhnya lebih cepat, dari istilah yang lebih tinggi dengan jarak dari Bumi, dua kutub pendekatan yang utama n = 1 panjang dengan ketinggian meningkat, sampai distorsi karena pengaruh eksternal mulai mendominasi.
 Distribusi dari sudut dipol I atas permukaan bumi dapat diindikasikan pada dunia atau peta dengan kontur isoclines disebut, sepanjang I yang  konstan. isocline  I = 0 (yang mana jarum magnet seimbang terletak di horisontal) disebut khatulistiwa dipol. Khatulistiwa dipol adalah geofisiknya penting karena ada sebuah daerah di lapisan ionosfir E medan listrik yang kecil dapat menghasilkan arus listrik yang disebut besar, electrojet khatulistiwa.
D.    Metode Magnetik
Metode magnet adalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di  permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di  bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan  yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan  dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar  bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. 
Metode magnetik memiliki kesamaan latar  belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori  potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial.  Namun demikian,  ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang  mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor  magnetisasi.  sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan  gravitasi.  Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks.  Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.  Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara.  Metode  magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan  batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
Sedangkan Dalam metode geomagnetik, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal. Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap: akuisisi data lapangan, processing , interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau kegiatan.
1.      Tahap  akuisisi
Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukurandengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan
2.      tahap processing
Pada  tahap processing.Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal ), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya.
3.      Tahap interpretasi
Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yangdiinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifatkemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak.Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode gravitasi,kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya seringdisebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yangterlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harusmempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasihanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebihmenunjukkan sifat residual kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasiterhadap waktu lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara.

E.     Anomali Magnet
Anomali magnet terjadi karena adanya variasi medan magnet kearah spasial secara regional. Pola anomali ini dicirikan oleh pergantian antara anomali positif-negatif dan sejajar dengan sumbu pemekarannya. Pola ini dikenal dengan sebutan “zone of striped magnetic anomalies”. Hasil inverse anomali ini, dengan dibantu oleh data radiometri, umur lantai samudra yang bertambah terhadap jarak dari sumbu pemekaran dan kecepatan rata-rata pemekarannya dapat diturunkan. Intensitas medan magnet dipermukaan bumi diukur menggunakan magnetometer. Hasil pengukuran dari magnetometer ini berupa penjumlahan dari medan magnet bumi utama, variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, medan magnet remanen dan variasi harian akibat aktivitas di matahari. Variasi medan magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan sangat berhubungan dengan variasi k. Harga anomaly pada suatu titik amat digunakan dengan cara menghilangkan medan pertama, ketiga, dan keempat pada harga megnet pengukuran. Anomali magnetik dapat diturunkan dengan menggunakan hubungan Poisson’s dari persamaan yang berhubungan dengananomali gaya berat (gravitasi).



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.      1. Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian yang mempunyai dua kutub yakni kutub utara dan kutub selatan, menurut teori kemagnetan sebuah bahan magnet tersusun dari se­jumlah besar magnet‑magnet kecil yang dinamakan magnet elementer, pada magnet, magnet elementer tersusun secara teratur, sedangkan pada bahan non­magnetik, magnet elementer tersusun se­cara acak.
2.      Prinsip membuat magnet adalah menjadikan magnet elementer yang tadinya tidak teratur menjadi teratur dan searah ,pada bahan magnet lunak, magnet elementer mudah "diputar" sehingga bahan‑bahan tersebut mudah dijadikan magnet. pada bahan magnet keras, magnet elemen­ter sukar "diputar" sehingga bahan ini sukar dijadikan magnet.
B.     Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, kritikan dan saran sangat dibutuhkan untuk menjadikan makalah ini  menjadi lebih baik.

Saturday 7 November 2015

2

Metode Seismik



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Metode seismik merupakan metode geofisika yang sangat populer dalam eksplorasi hidrokarbon. Ketepatan dan resolusi tinggi dalam memodelkan struktur litologi bawah permukaan menjadikan metode ini unggul dibandingkan dengan metode lainnya. Dukungan teknologi yang canggih serta pesatnya penelitiandalam metode ini menjadi faktor kunci kesuksesan metode ini.
Metode seismik adalah salah satu metode yang didasarkan seismik, yang dimasukan kedalam tanah dan kemudian direleksikan atau direflasikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Sumber seisamik umumnya adalah palu godam(sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi diatas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respon yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Metode seismik refraksi adalah mengukur gelombang yang datang yang dipantulkan sepanjang formasi geologi dibawah paermukaan tanah. Peristiwa refraksi pada umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masiang-masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu :
1.      Apa defenisi dari metode seismik?
2.      Apa saja pembagian metode seismik?
3.      Bagaiamana penerapan metode seismik?
4.      Bagaimana perbandingan metode seismik dengan metode geofisika lainnya

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan pada makalah ini yaitu :
1.      Mengetahui  defenisi dari metode seismik?
2.      Mengetahui  pembagian metode seismik?
3.      Mengetahui  penerapan metode seismik?
4.      Mengetahui  perbandingan metode seismik dengan metode geofisika  lainnya


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Defenisi Metode Seismik
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat ‘diperkirakan’ bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
            Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas.
            Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.

B.     Pembagian Metode Seismik
Metode seismik terdiri dari yaitu :
1.         Metode Seismik Refleksi
Metode seismik refleksi digunakan untuk mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horizon geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penentuan sumber gempa ataupun untuk mendeteksi struktur lapisan tanah.seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang dating dari batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang,yakni : Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.
Keunggulan metode seismik refleksi yaitu:
1.      Pengukuran seismik pantul menggunakan offset yang lebih kecil
2.      Seismik pantul dapat bekerja bagaimanapun perubahan kecepatan sebagai fungsi kedalaman
3.      Seismik pantul lebih mampu melihat struktur yang lebih kompleks
4.      Seismik pantul merekan dan menggunakan semua medan gelombang yang terekam.
5.      Bawah permukaan dapat tergambar secara langsung dari data terukur.
Kekuragan metode seismik refleksi yaitu:
1.      Karena lokasi sumber dan penerima yang cukup lebar untuk memberikan citra bawah permukaan yang lebih baik, maka biaya akuisisi menjadi lebih mahal.
2.      Prosesing seismik refleksi memerluakn komputer yang lebih mahal, dan sistem data base yang jauh lebih handal.
3.      Karena banyaknya data yang direkam, pengetahuan terhadap database
harus kuat, diperlukan juga beberapa asumsi tentang model yang kompleks dan interpretasi membutuhkan personal yang cukup ahli.
2.      Metode Seismik Refraksi
Metoda seismik refraksi digunakan untuk mengukur gelombang data yang dipantulkan sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geophone memberikan informasi tentang kedalaman dan lokasi dari horizon-horizon geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.
Mekanisme pengambilan data lapangan yang dipergunakan dalam Seismik Refraksi adalah mengetahui jarak dan waktu yang terekam oleh alat Seismograf untuk mengetahui kedalaman dan jenis lapisan tanah yang diteliti. Dari getaran atau gelombang yang diinjeksikan dari permukaan tanah akan merambat kebawah lapisan tanah secara radial yang di mana pada saat bertemu lapisan dengan sifat elastik batuan di bawah permukaan yang berbeda. Maka gelombang yang datang akan mengalami pemantulan dan pembiasan. Gelombang yang melewati bidang batas dengan sifat lapisan yang berbeda akan terpantul dan terbiaskan kepermukaan kemudian di tangkap oleh alat reciver yaitu Geophone yang diletakkan di permukaan.
Keunggulan metode seismik refraksi yaitu:
1.         Pengamatan refraksi membutuhkan lokasi sumber dan penerima yang kecil, sehingga relatif murah dalam pengambilan datanya
2.         Prosesing refraksi relatif simpel dilakukan kecuali proses filtering untuk memperkuat sinyal first berak yang dibaca.
3.         Karena pengambilan data dan lokasi yang cukup kecil, maka pengembangan model untuk interpretasi tidak terlalu sulit dilakukan seperti metode geofisika lainnya.
Kekurangan metode seismic refraksi yaitu:
1.         Seismik bias hanya bekerja jika kecepatan gelombang meningkat sebagai fungsi kedalaman.
2.         Seismik bias biasanya diinterpretasikan dalam bentuk lapisan-lapisan. Masing-masing lapisan memiliki dip dan topografi.
3.         Seismik bias  hanya menggunakan waktu tiba sebagai fungsi jarak (offset)
4.         Model yang dibuat didesain untuk menghasilkan waktu jalar teramati.

C.           Penerapan Metode Seismik
Metode seismic adalah salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk menyelidiki atau memeperkirakan struktur lapisan batuan bawah permukaan. Metode kerja dari gelombang seismic dilakukan pada batas batuan yang berbeda.
Rekaman dari gelombang seismik diplot dalam satu seismic section ini menggambarkan penampang geologi, tapi masih perlu dilakukan dengan interprestasi lanjut.

D.          Perbandingan metode seismik dengan metode geofisika lainnya
 Pada seismik ini dikenal ada dua metode, yaitu metode seismik refleksi dan metode seismik refraksi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Selain metode seismik juga terdapat metode – metode lain yang sering digunakan dalam mengeksplorasi jebakan hidrokarbon, seperti metode geolistrik, geomagnet, gravitasi dan lain sebagainya. Berikut adalah table perbandingan yang menunjukkan perbandingan antara kelebihan dan kelemahan dari metode seismik ini. Apabila dibandingkan dengan metode-metode gefisika lainnya, metode seismik memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, yaitu:
1.      Keunggulan Metode Seismik
*      Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
*      Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan
*      Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
*      Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
*      Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.
2.      Kelemahan Metode Seismik
*      Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika diinginkan data yang baik.
*      Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
*      Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
*      Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini yaitu :
1.         Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan ‘sumber’ seismic.
2.         Metode seismik di bagi menjadi dua yaitu metode seismik refraksi dan metode seismik refleksi.
3.         Keunggulan Metode Seismik
a.       Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang relevan, yaitu kecepatan seismik.
b.      Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukaan
c.       Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan pengendapan.
d.      Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut (porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari metode seismik.
e.       Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon.
4.      Kelemahan Metode Seismik
a.       Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika diinginkan data yang baik.
b.      Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan metode geofisika lainnya.
c.       Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer mahal dan ahli-ahli yang banyak.
d.      Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode geofisika lainnya.
e.       Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak dapat dilakukan.

B.     Saran
Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini, kritikan dan saran sangat dibutuhkan untuk menjadikan makalah ini  menjadi lebih baik.