BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Metode magnet merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan
untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan
batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. Metode ini
didasarkan pada pengukuran variasi intensitas magnetik di permukaan bumi yang
disebabkan adanya variasi distribusi (anomali) benda termagnetisasi di bawah
permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik dibawah permukaan, kemudian
dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin teramati.
Pengukuran intensitas medan magnetik dapat
dilakukan di darat, laut maupun udara. Susceptibilitas magnet batuan adalah
harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat
kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan
mineral magnetit di dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya.
Metoda ini sangat cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan
tidak mengabaikan faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan
kegiatan gunungapi. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak
bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian
prospeksi benda-benda arkeologi.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana Sejarah
Perkembangan Magnetik?
2. Bagaimana Defenisi dari
Magnetik?
3. Bagaimana Mengetahui
tentang Geomagnet?
4. Bagaimanakah
Penjelasan dari Metode Magnet?
5. Bagaimanakah
tentang Anomali Magnet?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Mengetahui Sejarah Perkembangan Magnetik
2.
Mengetahui Defenisi dari Magnetik
3.
Mengetahui tentang Geomagnet
4.
Mengetahui Metode Magnetik
5.
Mengetahui tentang Anomali Magnet
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah
Perkembangan Magnetik
Adapun
Sejarah perkembangan metode magnetik telah dikenal sekitar 400 tahun yang lalu.
Orang yang pertama kali melakukan penelitian magnetisasi bumi secara ilmiah
adalah Sir William Gilbert (1540 – 1603). Gilbert adalah orang yang pertama
kali melihat bahwa medan magnet bumi ekivalen dengan arah utara – selatan sumbu
rotasi bumi. Penemuan Gilbert kemudian diperdalam oleh Van Wrede (1843) untuk
melokalisir endapan bijih besi dengan mengukur variasi magnet di permukaan
bumi. Hasil penelitiannya kemudian dibukukan oleh Thalen (1879) dengan judul :”
The Examination Of Iron Ore Deposite By Magnetic Measurement” yang kemudian
menjadi pionir bagi pengukuran magnetisasi bumi (Geomagnet).
Dalam metode magnet salah satu metode
geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan
magnet batuan. Metode ini didasarkan pada pengukuran variasi intensitas
magnetik di permukaan bumi yang disebabkan adanya variasi distribusi (anomali)
benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi intensitas medan magnetik
yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik
dibawah permukaan, kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang
mungkin teramati. Pengukuran intensitas medan magnetik dapat dilakukan di
darat, laut maupun udara. Susceptibilitas magnet batuan adalah harga magnet
suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada umumnya erat kaitannya dengan
kandungan mineral dan oksida besi. Semakin besar kandungan mineral magnetit di
dalam batuan, akan semakin besar harga susceptibilitasnya. Metoda ini sangat
cocok untuk pendugaan struktur geologi bawah permukaan dengan tidak mengabaikan
faktor kontrol adanya kenampakan geologi di permukaan dan kegiatan gunungapi.
Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi minyak bumi, panas bumi, dan
batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda
arkeologi.
B.
Pengertian
Magnetik
Magnet atau magnit adalah suatu
obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis
líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di
Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah
Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di
wilayah tersebut.
Suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan
magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak
tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet
selalu memiliki dua kutub yaitu:
kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S). Walaupun magnet itu
dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub.
Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang
sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai
daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi
yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.
Ø Sifat-sifat magnet
Setiap magnet mempunyai sifat (ciri) sebagai berikut :
1.
Dapat menarik benda logam tertentu.
2.
Gaya tarik terbesar berada di kutubnya.
3.
Selalu menunjukkan arah utara dan selatan bila digantung bebas.
4.
Memiliki dua kutub.
5.
Tarik menarik bila tak sejenis.
6.
Tolak menolak bila sejenis.
C.
Geo
Magnetik
Gaya tarik bumi atau gaya magnet
bumi adalah cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan magnet bumi.
Biasanya disebut kutub magnet Bumi, geomagnetism melibatkan semua hal yang
berkaitan dengan medan magnet yang diamati di dekat permukaan bumi, dalam bumi,
dan meluas ke atas sampai perbatasan kemagnetan bumi. Penggunaan istilah ini
umumnya terbatas pada pengamatan historis direkam untuk membedakannya dari
ilmu-ilmu archeomagnetism dan paleomagnetism,
yang berhubungan dengan medan magnet batuan beku kuno dalam artefak
arkeologi dan struktur geologi.
Komponen utama dari medan magnet
diamati di permukaan bumi disebabkan oleh arus listrik yang mengalir di inti
cair, dan disebut bidang utama. Vectorially ditambahkan ke komponen ini adalah
bidang magnet batuan kerak, sementara variasi yang didorong dari sumber
eksternal, dan bidang dari arus listrik yang disebabkan variasi dari Bumi
Medan magnetik bumi yang ditentukan
pada setiap titik dengan yang arah vektor F. adalah bahwa sebuah jarum magnet
seimbang sempurna, dan bebas berputar, bila berada dalam ekuilibrium. Kutub
utara adalah salah satu yang di tempat di Bumi yang paling utara. Elemen yang
digunakan untuk menggambarkan F vektor adalah H, komponen dari vektor
diproyeksikan ke bidang horizontal; yang utara dan timur komponen X dan Y,
masing-masing; Z komponen vertikal; F besarnya F vektor; sudut I, kemiringan
vektor di bawah bidang horizontal, dan D dengan deklinasi magnet atau
penyimpangan dari kompas dari utara geografis. Dengan konvensi, Z dan I ke
bawah yang positif, dan D adalah positif ke timur (atau dapat diindikasikan
sebagai timur atau barat utara). Elemen-elemen ini dapat dihubungkan satu sama
lain dengan persamaan trigonometri. Lihat kompas magnetik.
Unsur dari medan magnetik
bumi. D = deklinasi, I= inklinasi.
Unsur dari medan magnetik bumi. D = deklinasi, I = kecenderungan, H =
intensitas horizontal, X = intensitas utara, Y = intensitas timur, Z =
intensitas vertikal, F total = intensitas.
Sebuah kutub magnet adalah lokasi di
mana medan secara vertikal sejajar, H = 0. Karena terkadang kuat
(misalnya,> 1000 nanotesla) anomali magnetik di permukaan bumi, ada beberapa
lokasi di mana medan lokal vertikal. Namun, komponen medan yang mencakup
ketinggian memadai untuk mengontrol partikel bermuatan dapat secara akurat
ditentukan dengan menggunakan perhitungan dari ekspansi harmonik sferis
menggunakan derajat sampai dengan n = 10. Memang, kutub dapat didefinisikan
dengan menggunakan hanya dikutub utama (n = 1).
Kutub N = 1 kadang-kadang disebut
sebagai kutub geomagnetik, dan dihitung dengan menggunakan istilah yang lebih
tinggi sebagai kutub dipol. Istilah ini geomagnetik juga bisa merujuk ke kutub
geomagnetik eksentrik, yang dapat dihitung dari n = 1 dan n = 2 harmonisa sehingga
menjadi representasi terbaik dari sebuah dipol offset dari pusat Bumi. Yang
terakhir ini telah digunakan sebagai model medan disederhanakan pada jarak 3
atau 4 jari-jari bumi. Karena jatuhnya lebih cepat, dari istilah yang lebih
tinggi dengan jarak dari Bumi, dua kutub pendekatan yang utama n = 1 panjang
dengan ketinggian meningkat, sampai distorsi karena pengaruh eksternal mulai
mendominasi.
Distribusi dari sudut dipol I atas
permukaan bumi dapat diindikasikan pada dunia atau peta dengan kontur isoclines
disebut, sepanjang I yang konstan. isocline I = 0 (yang mana jarum
magnet seimbang terletak di horisontal) disebut khatulistiwa dipol.
Khatulistiwa dipol adalah geofisiknya penting karena ada sebuah daerah di
lapisan ionosfir E medan listrik yang kecil dapat menghasilkan arus listrik
yang disebut besar, electrojet khatulistiwa.
D.
Metode
Magnetik
Metode magnet adalah salah satu metode
geofisika yang digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan
memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan
magnet batuan. Metode magnetik didasarkan pada
pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang
disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah
permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang
medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian
ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan,
yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang
mungkin.
Metode magnetik memiliki kesamaan
latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama
berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut
sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi
besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar.
Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor
magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar
vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih
menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik
memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas
medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode
magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi,
dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi
benda-benda arkeologi.
Sedangkan Dalam
metode geomagnetik, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi
dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada
medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian
bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi
suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan
sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun
vertikal. Eksplorasi
menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap: akuisisi data
lapangan, processing , interpretasi. Setiap tahap terdiri dari
beberapa perlakuan atau kegiatan.
1.
Tahap akuisisi
Pada
tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukurandengan satu
atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan
2.
tahap processing
Pada tahap processing.Koreksi pada
metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal ), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya.
3.
Tahap
interpretasi
Sedangkan
untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.
Metode
ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yangdiinduksi
oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan
sifatkemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari
suseptibilitas magnetik
masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam
pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral
atau mineral logam.Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral
magnetik pada batuan semakin
banyak.Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan
interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan
40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu
dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil
distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh
material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel. Metode magnetik memiliki kesamaan latar
belakang fisika denga metode gravitasi,kedua metode sama-sama berdasarkan
kepada teori potensial, sehingga keduanya seringdisebut sebagai metode
potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yangterlibat,
keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik
harusmempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan
dalam gravitasihanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data
pengamatan magnetik lebihmenunjukkan sifat residual kompleks. Dengan demikian,
metode magnetik memiliki variasiterhadap waktu lebih besar. Pengukuran
intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat,
laut dan udara.
E.
Anomali Magnet
Anomali magnet terjadi karena adanya variasi
medan magnet kearah spasial secara regional. Pola anomali ini dicirikan oleh
pergantian antara anomali positif-negatif dan sejajar dengan sumbu
pemekarannya. Pola ini dikenal dengan sebutan “zone of striped magnetic
anomalies”. Hasil inverse anomali ini, dengan dibantu oleh data radiometri,
umur lantai samudra yang bertambah terhadap jarak dari sumbu pemekaran dan
kecepatan rata-rata pemekarannya dapat diturunkan. Intensitas medan magnet
dipermukaan bumi diukur menggunakan magnetometer. Hasil pengukuran dari
magnetometer ini berupa penjumlahan dari medan magnet bumi utama, variasi medan
magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan, medan
magnet remanen dan variasi harian akibat aktivitas di matahari. Variasi medan
magnet bumi yang berhubungan dengan variasi kerentanan magnet batuan sangat
berhubungan dengan variasi k. Harga anomaly pada suatu titik amat digunakan
dengan cara menghilangkan medan pertama, ketiga, dan keempat pada harga megnet
pengukuran. Anomali magnetik dapat diturunkan dengan menggunakan hubungan
Poisson’s dari persamaan yang berhubungan dengananomali gaya berat (gravitasi).
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan pada makalah ini yaitu
sebagai berikut :
1. 1. Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang
mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari
bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian yang mempunyai dua
kutub yakni kutub utara dan kutub selatan, menurut teori kemagnetan sebuah bahan magnet tersusun dari sejumlah besar
magnet‑magnet kecil yang dinamakan magnet elementer,
pada magnet, magnet
elementer tersusun secara teratur, sedangkan pada bahan nonmagnetik, magnet
elementer tersusun secara acak.
2. Prinsip
membuat magnet adalah menjadikan magnet elementer yang tadinya tidak teratur
menjadi teratur dan searah
,pada bahan magnet lunak, magnet elementer mudah "diputar"
sehingga bahan‑bahan tersebut mudah dijadikan magnet. pada bahan
magnet keras, magnet elementer sukar "diputar" sehingga bahan ini
sukar dijadikan magnet.
B.
Saran
Makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan apabila terdapat kesalahan
dalam makalah ini, kritikan dan saran sangat dibutuhkan untuk menjadikan
makalah ini menjadi lebih baik.